Kamis, 30 Juli 2009

Tandzim Al Qo'idah Indonesia

Pesan yang diklaim berasal dari Noordin M. Top yang dibuat dalam bentuk Blog diberi nama Bushro pada Minggu 26 Juli yang lalu telah diselidiki selama kurang lebih 2 hari dan menjadi perhatian media massa belakangan ini. Bahkan hanya dalam waktu 4 hari hingga hari ini 30 Juli 2009, telah tercatat statistik pengunjung sebanyak kurang lebih 45.000 kunjungan, sebuah angka yang fantastik dan sekitar 85% berasal dari Indonesia serta 15% dari berbagai belahan dunia. Selain itu, Blog Bushro tersebut juga telah mengundang ribuan komentar yang mayoritas juga berasal dari Indonesia. Mengapa begitu menarik tentu sudah jelas karena terkait dengan kekejaman kemanusiaan berupa tragedi teror yang mematikan dengan bom bunuh dirinya. Hal ini tentu mengundang rasa ingin tahu dan kemarahan masyarakat yang cinta damai, masyarakat yang menjadi korban, serta masyarakat yang tidak setuju dengan aksi teror. Pertanyaan berikutnya tentu saja bukan pada soal berita bombastis berupa klaim teroris warga negara Malaysia, Noordin M. Top, melainkan pada analisa selanjutnya tentang kebenaran klaim dan lokasi pembuat Blog Bushro.Tandzim Al Qo'idah Indonesia sangat mirip dengan sel yang dibangun Noordin M. Top dengan nama Tandzim Qaedatul Jihad pada tahun 2002, kejanggalan justru terletak pada penamaan Indonesia. Karena Noordin M. Top tidak pernah mengasosiasikan sel yang dibangunnya dengan region/wilayah tertentu. Meskipun ada konsep wilayaat atau kawasan, tapi khusus Noordin M. Top selalu memberikan nama yang bersifat unit khusus, misalnya Brigade Istimata atau sesuatu yang terkait dengan gerak cepat Jihad dan sejumlah unit pelaksana bom bunuh diri.Kemudian penamaan Nur Din bin Muhammad Top pada bagian penutup adalah penulisan ejaan bahasa Indonesia dan bukan ejaan Malaysia-Inggris yang biasa dikenal publik yaitu Noordin Mohammed Top.Namun demikian, isi pesan dari Blog Bushro tersebut cukup meyakinkan dalam artian mengarah pada suatu penjelasan yang logis dari suatu aksi teror bom yang telah dilakukan. Alasan sederhana berupa menyerang kepentingan Amerika sebagai pembalasan yang setimpal, serta klaim telah mengetahui adanya pentolan bisnismen dan intelijen sangat menarik.Setidaknya ada dua kemungkinan, pertama faktor kebetulan bahwa Hotel Ritz Carlton dan Marriot sering digunakan para pebisnis asing dan intelijen asing, kemudian pembuat Blog Bushro memaksimalkan efek logika dengan klaim telah melakukan pengamatan yang detail sebelumnya. Kedua, adalah bahwa sel pecahan Jemaah Islamiyah telah berevolusi demikian cepatnya dan memiliki kapasitas baru berupa akses pada sasaran terpilih yaitu korban pemboman telah diperhitungkan lebih matang dan bukan asal bom bunuh diri dengan korban orang asing secara random. Apabila penjelasan kedua yang mendekati kebenaran, tentunya ini warning serius karena unit/sel teroris di Indonesia telah meng-upgrade kapasitas pengamatannya.Apabila dikaitkan dengan pola bom Bali, kemampuan pengamatan tentang dimana banyak orang asing adalah hal yang biasa, misalnya banyak orang di Jakarta juga akan paham tanpa pengamatan mendalam tentang hotel mana yang biasa dikunjungi orang Barat, mana yang menjadi favorit pelaku bisnis, mana yang murah dan mana yang mahal, dst.Kembali pada masalah klaim Blog Bushro, sampai saat ini masih diselidiki apakah hanya HOAX (PALSU) ataukah ASLI. Langkah paling sederhana tentunya telah ditempuh oleh pihak keamanan, bukan hanya di Indonesia, melainkan juga di Amerika khususnya berupa request kepada Blogger.com untuk mengungkapkan lokasi pembuat Blog. Hal ini tentu saja sudah dilakukan, dan cukup berarti dalam memberikan gambaran perkiraan pembuat Blog dimana, kemungkinan besar di warnet dan mungkin hanya dilakukan sekali untuk satu pengumuman dan tidak akan diupdate kembali.Oleh karena itu, terlepas dari apakah klaim tersebut HOAX atau GENUINE, pesannya telah sampai kepada publik, yaitu sbb:
1. Pembentukan/kristalisasi opini publik (propaganda) bahwa warga Malaysia Noordin M. Top adalah penanggungjawab serangan Double Terror of Kuningan.
2. Bahwa organisasi yang bertanggungjawab adalah Tandzim Al Qo'idah Indonesia (catatan: sebuah nama yang janggal dengan labelling kawasan Indonesia)
3. Bahwa terdapat sejumlah asalan dan justifikasi berdasarkan alasan politis maupun perintah Tuhan (catatan: dengan memutarbalikkan ayat-ayat Al Quran). Bagaimana kita bangsa Indonesia yang cinta damai, mayoritas Muslim, demokratis dan tidak merestui aksi-aksi pengecut berupa terror atas nama agama?
Nasi sudah menjadi bubur, aksi teror telah terjadi, pembatasan efek negatifnya telah diminimalkan oleh pemerintah Indonesia, dan penyelidikan terus ditingkatkan.Dalam proses pengungkapan tentu perlu waktu yang kita harapkan tidak terlalu lama. Penyelidikan terhadap Blog Bushro tentu saja telah dilakukan secara seksama, karena sekecil apapun petunjuk yang ada perlu didalami.Bagaimana insan intelijen dan rakyat Indonesia? suatu hal yang membuat khawatir adalah bahwa kepedulian masyarakat tentang bahaya kelompok teroris masih juga rendah, karena masyarakat seharusnya membantu dirinya sendiri dan bersama-sama aparat keamanan memerangi teroris. Sayangnya, juga tidak terdengar suatu mobilisasi publik melawan kelompok teroris, karena jumlah aparat keamanan baik polisi maupun intelijen sangat sedikit dengan dana yang terbatas.Akan sangat efektif apabila, gerakan massa melawan kelompok teroris digiatkan dalam skala nasional, masyarakat bahu-membahu bersama aparat keamanan ikut mengawasi lingkungannya secara waspada atas setiap kelompok ataupun individu yang mencurigakan.
Bahwa setiap anggota sel (yang berubah-ubah namanya) hasil kreasi warga Malaysia Noordin M. Top selalu membawa perangkat bom bunuh diri tidak perlu ditakuti, kita bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, namun tidak takut mati dalam menghadapi kelompok pengecut seperti Noordin M. Top. Polisi dan intelijen juga tidak perlu ragu dalam melakukan operasi-operasi pengungkapan jaringan Noordin M. Top dengan skala operasi yang diperbesar dan diperluas jangkauannya. Akan semakin efektif dengan jaringan masyarakat yang peduli pada masa depan Indonesia Raya. Tanpa adanya dukungan informasi maupun kewaspadaan masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, maka akan sangat sulit bagi bangsa Indonesia untuk menghentikan terjadi aksi-aksi teror bom di masa mendatang.
Situasi ini agak mirip dengan ketakutan masyarakat dari ancaman para residivis dan preman di masa lalu. Kemudian para preman dan residivis yang merajalela tersebut akhirnya hilang setelah dihabisi oleh operasi Petrus (Penembak Misterius). Saya tidak menyarankan dilakukannya operasi Petrus kembali, tetapi setidaknya gelar operasi massal pengungkapan jaringan Noordin M. Top yang saya lihat terlalu kecil dan kurang efektif bahkan cenderung sangat lambat sehingga, satu per satu aksi bom terjadi kembali.
Menganalisa teror bom ganda Kuningan, kemampuan unit/sel pelaku aksi bom berada pada level sangat tinggi untuk kemampuan pencegahan di Indonesia. Dengan demikian, sangat terbuka kemungkinan aksi-aksi lanjutan dalam kurun waktu 5-6 bulan ke depan di lokasi biasa maupun yang baru, apabila tidak ada perubahan pola penanganan aksi teror bom dengan melibatkan mobilisasi kewaspadaan publik/masyarakat Indonesia, mulai dari tingkat RT/RW, kelurahan, kecamatan, dst secara terpadu dalam kendali aparat keamanan serta dengan tetap menghormati dan menjunjung tinggi aturan hukum yang berlaku di Indonesia.


sumber: Senopati Wirang http://intelindonesia.blogspot.com/

1 komentar:

  1. Typo dan ketidakakuratan semacam itu menjelaskan sedikit profil tentang pembuatnya. Dia bukan orang yang teliti. Mungkin juga kurang pengetahuan. Jarang nonton siaran Liga Primer Inggris. Mungkin juga dia tak berlangganan televisi berbayar. Dari situ saya menduga dia bukan berasal dari daerah urban.

    Mungkin saya bisa salah. Ketidakakuratan itu barangkali memang disengaja untuk menyesatkan setiap analisis. Mungkin saja saya benar. Entahlah. Bahkan free rider pun tak peduli pada detail semacam ini bukan? Yang penting statistik

    BalasHapus